5 Fakta Bocah 11 Tahun Dipukuli Kakek Gara-gara Kayu Bakar, Sempat Lari Keluar Rumah Minta Bantuan

Kasus kekerasan menimpa bocah 11 tahun, AGKA di Kampung Golo Mende, Dese Golo Langkok, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai pada Sabtu malam (7/3/2020) sekitar pukul 18.30 WITA. Ketika itu bocah tersebut dianiaya sang kakek, MM (70). Akibatnya, korban mengalami luka berat di bagian wajah dan seluruh badan.

Saat mengalami kekerasan tersebut, AGKA rupanya sempat menyelamatkan dirinya keluar rumah. AGKA mendatangi rumah sang paman dengan tubuh penuh luka. Hingga kemudian, sang paman berinisiatif membawa AGKA ke rumah Kades Paskalis.

AGKA saat itu dipukul pakai kayu karena kakeknya kesal dengan cucunya yang tak mencari kayu bakar di sore hari. Padahal sang kakek telah memintanya untuk mencari kayu bakar tersebut. Hingga kemudian, di malam harinya amarah sang kakek meluap.

"Korban sempat bersembunyi di atas loteng rumah tapi kakeknya terus menghajarnya dengan cara menusuk kayu dari bawah sehingga korban terjatuh dari atas loteng. Begitu jatuh, korban dihajar pakai kayu," tegas Kades Golo Langkok, Paskalis Jehadir. AGKA yang mengalami penganiayaan oleh kakeknya itu ternyata sempat lari keluar rumah untuk meminta bantuan. "Korban lalu lari keluar rumah dan memimta bantuan tapi malah dikejar hingga ia bersembunyi di rumah pamannya. Kemudian pamannya membawa korban ke rumah saya," kata Kades Golo Langkok, Paskalis Jehadir.

Kasus kekerasan anak di Kecamatan Rahong Utara, Manggarai sempat viral di media sosial. Pasalnya, sesudah kejadian ada warga Rahong Utara memosting foto korban yang mengalami luka berat. Warga yang memposting foto korban tidak menulis alamat korban dan kejadiannya.

Ia hanya menulis status ' Tuhan Apa Salah Anak Ini….Sehingga Dia Dipukul Oleh Kakeknya Sendiri Semoga Cepat Sembuh Nara A'. Postingan ini langsung disambut pengguna medsos yang mengomentari foto korban. Pemosting pun saat dihubungi wartawan tidak merespon.

Banyaknya komentar dan mempertanyakan kejadian tersebut membuat Polres Manggarai bergerak dan mendapatkan TKP dan korban. "Kita sudah tangani kasusnya dan kita sampaikan terima kasih karena warga mau membantu polisi mengungkap kasus ini. Ada warga buat postingan di media sosial kalau ada kasus kekerasan pada anak di Rahong Utara sehingga polisi bergerak cepat mengungkap kasusnya," papar Kasat Reskrim Polres Manggarai, AKP Satria Wira Yudha. Setelah AGKA diantarkan pamannya ke rumah Kades Paskalis pada Minggu malam (8/3/2020), pihak pejabat setempat kemudian mebawa AGKA ke Kantor Polres Manggarai.

Mereka lalu diterima anggota dan korban lalu dibawa ke RSUD Ruteng guna divisum dokter. "Korban bilang ke saya kakeknya yang pukul. Korban dipukul pakai kayu. Korban sempat lari ke rumah pamannya dan dibawa ke rumah saya biar tidak dipukul lagi," papar Kades Paskalis. Kades Paskalis menuturkan, korban telah tinggal bersama kakek dan neneknya sejak usia 5 tahun.

"Bapak korban sudah meninggal dunia dan mamanya sudah menikah lagi dan tinggal bersama suaminya. Anak ini sudah kelas 4 SD dan tinggal bersama kakek dan neneknya. Mama korban sudah tahu kejadian yang menimpa anaknya," tegas Kades Paskalis. Eti Empang, Guru Kesiswaan SMPN 1 Langke Rembong saat dihubungi POS KUPANG.COM di Ruteng, Senin (9/3/2020) pagi mengaku prihatin dengan banyak anak jadi korban kekerasan di daerah ini. Ia mengungkapkan, perlu ada sosialisasi terus menerus kepada masyarakat. Apalagi di era sekarang kasus kekerasan anak menjadi perhatian publik.

Bahkan korban kekerasan dilindungi oleh UU Perlindungan Anak. "Maka itu perlu ada sosialisasi kepada masyarakat di tingkat desa dan kecamatan. Semua harus tahu kalau anak tidak boleh diperlakukan dengan kekerasan. Saya begitu baca berita saya prihatin karena anak yang harus diperhatikan dan disayangi tega jadi korban kekerasan kakekknya," papar Ety. Sementara itu, Ade Moses, warga Kota Ruteng menuturkan, kasus kekerasan anak bukan yang pertama kali terjadi di Manggarai.

Maka itu, ia berharap ada penegakkan hukum dan sosialisasi tentang kekerasan anak kepada warga. Dengan demikian, kasus kekerasan anak bisa ditekan di daerah ini. "Bagi saya kekerasan anak harus menjadi bahan pembelajaran bagi semua pihak. Mari kita perlakukan anak dengan humanis dan kasih sayang," papar Ade.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *